Sinetron oh sinetron.. Keberadaannya ada dimana-mana. Beberapa TV swasta kita memayoritaskan sinetron-sinetron pada tayangan-tayangannya. Bahkan ada pula yang ada pada ‘prime time’, non stop dimulai dari jam 17.30 dan berakhir pada jam 23.00. Ugghhhhh! Bayangkan saja (sebut saja RCTI), mereka menampilkan 4 judul sinetron sekaligus! Menurut saya, isinya sih sama saja, tentang ratapan percintaan manusia yang sangat berliku!
Sinetron oh sinetron.. Keberadaannya ada dimana-mana. Beberapa TV swasta kita memayoritaskan sinetron-sinetron pada tayangan-tayangannya. Bahkan ada pula yang ada pada ‘prime time’, non stop dimulai dari jam 17.30 dan berakhir pada jam 23.00. Ugghhhhh! Bayangkan saja (sebut saja RCTI), mereka menampilkan 4 judul sinetron sekaligus! Menurut saya, isinya sih sama saja, tentang ratapan percintaan manusia yang sangat berliku!
Melihat sinetron-sinetron yang ditayangkan oleh RCTI, saya memiliki teori menarik tentang alur ceritanya.
1. Cinta segitiga, bahkan segi empat, atau lebih. Misalnya, si A suka B, namun B suka dengan C. Di lain pihak, D suka dengan A, yah, mengerti lah ya begini-beginian..
2. Ada peran mama/papa/nenek yang jahat (walaupun pada akhirnya akan insyaf, atau berujung masuk penjara, rumah sakit jiwa, kecelakaan dan lain sebagainya.
3. Dalangnya, atau otak dari tiap pelaku kejahatan mayoritas adalah WANITA
4. Tokoh utamanya adalah orang baik yang selalu disakiti, atau selalu sial. Bisa dalam bentuk ditinggal pacar, diselingkuhi, diceraikan, dilecehkan, disiksa, wuiiihh tonton aja lah sendiri! Jadi mikir gak sih, lama-lama males jadi orang baik? Abisnya, malah disakitin atau sial terus! Uuuuhhhh!
5. Pasangan utama dalam sinetron bisanya tidak langsung bersatu. Kalaupun iya, ditengah alur cerita mereka pasti akan berpisah dengan sejuta alasan yang menurut saya itu terlalu mengada-ada. Entah penulisnya dapat inspirasi dari mana.
6. Informasi yang disampaikan terkadang tidak benar. Padahal informasi itu didasarkan pada fakta! Misalnya saja ada suatu adegan “ijab-kabul” suatu pernikahan. Salah satu mempelai berteriak: “saya tidak mau melanjutkan pernikahan ini karena saya terpaksa!” Namun pada akhirnya setelah dinasehati, si mempelai berubah pikiran dan ijab kabul tersebut dilanjutkan. Halaaahhh, kalau terpaksa mah ya seharusnya gak usah nikah! Piye tooohh! Itu kan namanya bermain-manin dengan fakta, apalagi menyangkut agama.. Tolong ya, untuk para penulis, kalau mau kasih ilmu jangan asal! Pikirkan juga para penontonnya karena tidak semuanya ‘pintar’.
7. Terakhir, yang menurutku paling menarik sekali, adalah 70% dalam sinetron-sinetron tersebut, orang tua para tokoh utamanya, bukanlah orang tua asli seperti yang diceritakan pada awal cerita. Ternyata orang tua aslinya adalah orang tua dari (baik hanya ayah atau hanya ibu) sang kekasihnya, atau bahak musuhnya. Dengan penggambaran orang tua yang miskin, namun ’sebenarnya’ sang tokoh utama berasal dari keluarga kaya raya. Kesannya, kayaknya seneng banget sih main tuker-tukeran anak??! Bisa-bisa, orang-orang yang menonton tayangan seperti ini (khususnya dari kalangan ekonomi bawah) menganggap orang tua mereka bukanlah orang tua kandung! Bisa-bisa mereke berpikir orang tua asli mereka adalah sebenarnya dari kalangan kaya raya? Hah! Ampuuuun, kayaknya saya nih yang mulai keracunan!
Orang tua saya termasuk yang suka menonton sinetron-sinetron tersebut. Padahal ketika sinetron itu sedang tayang, meerka selalu berkomentar: “Mustahil banget orang bisa kayak gitu”, atau “sinetronnya pembodohan banget”, hhhhh, tapi saya cuma komentar, “udah tahu sinetron gak mutu begitu tetep aja ditonton”. Dan mereka lalu menyebutkan alasan hiburan ssebagai jawaban (atau justifikasi).. Hehehe.. Maaf yah pahh, mahh.. =p
Pintar-pintar deh milih tayangan. Mendingan nonton berita, film-film barat (karena saya masih menganggap film indonesia mayoritas masih jauh dibanding film barat, apalagi dalam hal teknologi [mungkin juga film-film indonesia ini mencoba mengimbanginya dari segi alur cerita yang ‘bombastis/beda/lain dari yang lain/what so ever! Tapi, sepertinya malah terlalu imajinatif dan mengada-ada.. Hehehe.. pisss..], spongebob squarepants, kick andy, yah you name it lah.
Well, kembali lagi pada diri kita, kalau kita memang tatap may menyaksikan, atau sudah terlanjur jatuh cinta, harus dingat bahwa yang bisa kita petik adalah hikmahnya, bukan tiap adegannya. Lalu, apa yang diceritakan jarang terjadi pada umumnya dan hanya dibesar-besarkan. Hmmm.. Nonton gak yaaaaa?
Rabu, 14 April 2010
sinetron oh sinetron
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar